Puluhan ribu warga Palestina mengalir ke wilayah Gaza yang telah hancur. Sebagian besar rombongan berjalan kaki sambil membawa barang-barang.
![]() |
Foto: AP/Mohammad Abu Samra |
Senin (27/01/2025), puluhan ribu warga Palestina bergerak ke wilayah Gaza. Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, warga Palestina berlindung di kamp-kamp tenda dan sekolah-sekolah yang menjadi penampungan.
Pertama kalinya sejak 15 bulan lalu, Israel membuka wilayah utara. Mereka sangat rindu dan ingin kembali ke rumah mereka di Gaza, meskipun rumah-rumah tersebut kemungkinan besar telah rusak atau hancur.
Rombongan besar warga Palestina terlihat bersemangat pulang kembali ke rumah mereka. Sebagian besar berjalan kaki disepanjang jalan di tepi pantai, sambil membawa barang-barang mereka. Terlihat beberapa dari mereka menggendong bayi, ada juga yang sambil mendorong kursi roda.
Pergerakan warga ke arah utara, tempat rumah mereka dulu berada, sudah mulai setelah penyeberangan dibuka oleh Israel. Walaupun diawasi oleh tank-tank Israel di bukit terdekat, namun mereka tetap bersemangat untuk terus melangkahkan kaki.
Pembukaan Perbatasan Sempat Ditunda
Pembukaan perbatasan itu sempat ditunda selama dua hari karena adanya perselisihan antara Hamas dan Israel.
Israel mengatakan bahwa Hamas mengubah urutan sandera yang dibebaskannya dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Ditundanya pembukaan perbatasan sempat membuat ketegangan terjadi. Pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang menunggu, sehingga menewaskan beberapa warga Palestina pada akhir pekan lalu.
Militer Israel mengatakan pihaknya melepaskan tembakan peringatan ke arah kelompok-kelompok yang mendekat yang dianggapnya sebagai ancaman. Para mediator kemudian menyelesaikan perselisihan tersebut dalam semalam, dan akhirnya perbatasan itu dibuka dan warga Palestina dapat pulang kembali ke rumah mereka.
Kemenangan Rakyat Palestina
Hamas mengatakan bahwa kepulangan itu adalah wujud kemenangan bagi rakyat Palestina. Selain itu, kembalinya mereka ke Gaza merupakan deklarasi kegagalan serta kekalahan bagi pendudukan Israel yang menginginkan warga Palestina dipindahkan dari Gaza.
Pada hari-hari awal perang, Israel memerintahkan evakuasi wilayah utara dan menutupnya dengan segera setelah pasukan darat Israel bergerak masuk.
Sekitar satu juta orang mengungsi ke selatan pada Oktober 2023, sementara ratusan ribu orang tetap tinggal di utara. Warga yang memilih tetap tinggal di Gaza harus menghadapi pertempuran terberat dan kerusakan terburuk selama perang. Secara keseluruhan, sekitar 90% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
Meskipun pilu yang dirasakan karena melihat rumah yang dulu mereka tinggali kini telah hancur, namun mereka selalu merasa tanah leluhur di Gaza adalah tempat untuk kembali pulang dan membangun kembali kehidupan yang porak poranda. Kepulangan ini merupakan wujud kemenangan bagi Palestina untuk mempertahankan tanah mereka. (Kompas.com)