Pameran bertajuk: Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian, berlangsung 10 hari dan diramaikan berbagai aktifitas dan para pembicara terkenal.
Depok, TanahAir.news - Pameran bertajuk: Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian, yang diselenggarakan di Makara Art Centre, Universitas Indonesia, Depok, berlangsung dari Senin (13/10/2024) sampai dengan kamis (23/10/2024).
Pameran ini digagas dalam rangka merayakan 15 tahun terbitnya buku "Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian" yang merekam dialog antara KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Daisaku Ikeda (Presiden Soka Gakkai Internasional).
Berbagai macam acara digelar, dari seminar hingga aksi nyata, dengan tema seputar perdamaian dan peran aktif pemuda dalam merawat peradaban.
Banyak tokoh dan aktivis yang teribat dalam acara tersebut, salah satunya Melanie Subono, yang menjadi pembicara pada Talkshow dengan tema "Partisipasi & Peran Aktif Anak Muda dalam Politik untuk Peradaban Bangsa" Rabu (22/10/2024)
Selain Melanie, hadir juga Gus Roy selaku Ketum Partai Hijau dan Sari Wijaya selaku Ketua YAPPIKA FPPI.
Berbagai pandangan disampaikan dari tiga narasumber (Gus Roy, Melanie Subono dan Sari Wijaya) dalam Talkshow yang bertema Partisipasi dan Peran Aktif Anak Muda dalam Politik untuk Peradaban Bangsa tersebut.
Gus Roy berpendapat bahwa perubahan besar dimulai dari anak muda, jika anak muda tidak paham politik berbahaya. Sedangkan Melanie Subono, selaku aktivis dan seniman mengatakan siapa pun boleh menuntut hak sebagai Warga Negara Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa suara anak muda itu kuat, apalagi dibantu dengan gawai yang mudah untuk menyebarluaskan suaranya.
Pendapat terakhir dari Sari Wijaya juga menegaskan setiap generasi memiliki bahasa yang unik dalam menyampaikan suara, dan anak muda sekarang juga sudah banyak paham bahasa baku pemerintah yang sebenarnya, bahasa halus yang justru merugikan rakyat.
Contohnya seperti kata "pembangunan" padahal dibali kata ini adalah penggusuran pemukiman rakyat. TAN-DafaBaihaqi


