Imlek awalnya adalah perayaan pergantian musim. Setelah kalender Lunisolar ditemukan, imlek menjadi perayaan tahun baru. Kini imlek adalah festival.
Imlek atau Tahun Baru China merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
Imlek menandai dimulainya pergantian tahun dalam kalender Lunisolar. Tahun ini Imlek jatuh pada tanggal 29 Januari 2025.
Sejak kapan Imlek mulai dirayakan di China, sampai saat ini belum ada catatan yang menjawabnya secara pasti.
Namun kebanyakan masyarakat mempercayai bila Imlek mulai dirayakan sejak 3.500 tahun lalu, atau tepatnya pada masa Dinasti Shang (1600-1046 SM).
Saat itu belum dikenal konsep tahun, tahun baru dirayakan dengan melakukan upacara pengorbanan untuk para dewa dan leluhur di awal musim semi.
Masyarakat China kuno mempercayai bahwa dewa dan leluhur lah yang mengendalikan keberuntungan mereka.
Oleh karenanya, disetiap akhir musim dingin, mereka berburu binatang untuk dipersembahkan kepada dewa dan leluhur diawal musim semi.
Awal Mula Perayaan Imlek
Tidak diketahui pasti kapan Tahun Baru Imlek mulai dirayakan di China, karena kurangnya catatan terkait hal ini.
Masyarakat pada umumnya mempercayai Tahun Baru China mulai dirayakan pada masa Dinasti Shang (1600-1046 SM), atau sejak 3.500 tahun lalu.
Saat itu, setiap akhir atau awal tahun, orang-orang mengadakan upacara pengorbanan untuk para dewa dan leluhur.
Masyarakat kuno percaya bahwa dewa dan leluhur lah yang mengendalikan keberuntungan mereka.
Oleh sebab itu, di akhir musim dingin, mereka akan berburu binatang dan mempersembahkan kurban kepada dewa dan leluhur.
Karena belum mengenal konsep tahun, mereka biasanya merayakan tahun baru dengan upacara pengorbanan di awal musim semi.
Perayaan Imlek juga lekat dengan legenda Nian, yaitu monster mengerikan yang suka memangsa penduduk desa.
Dimana, cara mengusir Nian dengan membuat suara keras menggunakan drum atau petasan. Nian juga takut masuk kedalam rumah penduduk yang pintunya tergantung potongan kertas berwarna merah.
Barulah pada masa Dinasti Han (202 SM - 220 M), atau tepatnya di masa pemerintahan Kaisar Wu, ditemukan kalender Lunisolar.
Pada masa itu pula, hari pertama bulan pertama dalam kalender Lunisolar ditetapkan sebagai Tahun Baru China atau Imlek.
Beragam tradisi Tahun Baru Imlek semakin banyak bermunculan pada masa Dinasti Wei dan Jin (220-420).
Imlek tidak lagi hanya berfokus pada aktifitas pemujaan kepada dewa dan leluhur, juga legenda monster Nian.
Akan tetapi, orang-orang mulai menggunakan momen Imlek untuk berkumpul bersama keluarga. Mereka membersihkan rumah, makan malam bersama, dan begadang untuk menyambut pergantian tahun.
Sejalan dengan kemakmuran ekonomi di China, tahun baru menjadi perayaan yang hanya dirayakan oleh orang-orang yang mampu saja.
Beragam pertunjukan yang menghibur pun bermunculan seperti tarian naga, barongsai, serta pertunjukan lampion dan kembang api.
Menyalakan petasan, mengunjungi sanak saudara, dan menyantap pangsit menjadi bagian penting dari perayaan Imlek.
Fungsi perayaan tahun baru pun berubah, yang tadinya hanya sekadar acara keagamaan atau pemujaan, saat ini sudah menjadi festival yang meriah.
Kini, momen imlek digunakan oleh banyak orang China untuk mudik dan mengunjungi sanak saudara, karena mendapatkan jatah libur selama tujuh hari.
Perayaan Imlek di Indonesia
Perayaan Imlek di Indonesia tidak lepas dari migrasi orang China ke nusantara sejak abad ke-15.
Orang China yang bermigrasi ke wilayah yang kini dikenal sebagai Indonesia, turut serta membawa tradisi dan budayanya, salah satunya Imlek yang tetap dipertahankan dan secara perlahan terintegrasi dengan budaya setempat.
Zaman kolonial Belanda dan pemerintahan Orde Baru membawa pengaruh signifikan terhadap perayaan Imlek.
Pada masa kolonial, perayaan Imlek tetap dilaksanakan walau dengan kontrol dan pengawasan ketat dari pemerintah Belanda.
Begitupun pada masa Orde Baru, perayaan Imlek mengalami masa yang sulit. Hal itu dikarenakan pemerintah menerapkan kebijakan asimilasi yang melarang perayaan Imlek di ruang publik, yang memaksa komunitas Tionghoa untuk merayakannya secara tertutup.
Situasi berubah drastis pasca-reformasi 1998. Pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres No.14/1967 yang melarang ekspresi budaya Tionghoa, termasuk perayaan Imlek.
Selanjutnya, pada tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri resmi menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional, menjadikannya bagian dari kalender resmi perayaan di Indonesia.
Peruntungan Shio di Tahun Ular Kayu
Berdasarkan kalender lunar, tahun 2025 ini akan menjadi tahun shio ular dengan elemen kayu atau ular kayu. Lalu shio apa saja yang diramal akan beruntung pada tahun 2025 ini?
![]() |
Foto: Antara |
Melansir Tempo.co, pakar Feng Shui Yulius Fang menyebutkan ada beberapa shio yang akan beruntung di tahun 2025 ini. “Shio pada dasarnya bisa menjadi beruntung bila tidak terkena energi ciong atau clash (ketidakharmonisan) dari tahun berjalan. Hal ini berarti shio tersebut relatif lebih diberikan kelancaran dalam usaha atau kerja kerasnya,” kata Yulius dilansir dari Antara, Sabtu, 25 Januari 2025.
Yulius menyebutkan shio yang beruntung pada Tahun Ular Kayu 2025 adalah shio ayam, kerbau, tikus, kuda dan anjing. Shio-shio tersebut relatif diberikan kelancaran dalam usaha atau kerja kerasnya.
Meskipun hoki, para pemilik shio itu tetap harus berusaha dan bekerja, dan tetap menerapkan logika akal sehat dalam setiap pengambilan keputusan untuk mencegah kesalahan akibat kecerobohan diri sendiri dan terlalu percaya kepada orang lain.
Pemilik shio-shio yang beruntung pada Tahun Ular Kayu bisa menjadikan peruntungan tersebut sebagai motivasi tambahan agar bekerja lebih giat untuk mencapai kemajuan. “Shio yang beruntung bukan berarti bersantai di tahun ini, namun, justru waktu baik tidak disia-siakan untuk lebih giat berusaha,” kata Yulius.
Oleh karena itu, Yulius menyarankan orang-orang dengan shio beruntung pada Tahun Ular Kayu meningkatkan kemampuan agar siap ketika peluang datang. Menanam relasi yang baik juga penting karena bisa saja bantuan orang lain dibutuhkan pada masa mendatang.
Yulius juga mengingatkan para pemilik shio beruntung untuk membantu orang lain ketika berada dalam kondisi sanggup membantu. Bijaklah dalam memberi bantuan dan berikanlah bantuan secara tulus. Berbuat baik, kata Yulius, terkadang tidak langsung membuat seseorang mendapat hal baik, namun, setidaknya bisa menjauhkan hal buruk.