PM Singapura Lawrence Wong memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan AS-China dapat berisiko mendorong dunia "ke ambang perang dunia ketiga".
![]() |
Foto: youtube/straitstimes.com |
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong telah memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan AS-China dapat mengakibatkan konsekuensi yang menghancurkan di seluruh dunia.
Ia mengatakan bahwa terpecah menjadi dua blok dan memaksa negara lain untuk bersekutu dengan salah satu negara adikuasa berisiko mendorong dunia "ke ambang perang dunia ketiga," seperti dikutip The Straits Times, Jumat (24/1/2025)
Melansir Newsweek, Amerika Serikat dan China terkunci dalam persaingan untuk mendapatkan pengaruh global, dengan Washington menekankan aliansi keamanan dan Beijing memanfaatkan dominasi ekonominya.
Trump telah mengancam kemungkinan tarif baru sebesar 10 persen untuk barang-barang dari China, sebuah langkah yang dapat memicu kembali perang dagang dan meningkatkan ketegangan.
Lawrence Wong berbicara di Pusat Kebudayaan Universitas Universitas Nasional Singapura pada hari Selasa (21/01/2025), Wong menyoroti pentingnya non-blok bagi negara-negara Asia Tenggara.
Kesalahan perhitungan juga dapat terjadi di sekitar titik-titik panas geopolitik seperti Laut China Selatan atau Selat Taiwan, begitu kata perdana menteri.
Laut China Selatan, wilayah yang hampir seluruhnya diklaim oleh China, telah menjadi titik api yang sering terjadi, dengan sengketa teritorial yang melibatkan negara-negara seperti Vietnam dan Filipina.
AS melakukan latihan kebebasan navigasi secara teratur di wilayah tersebut untuk menantang klaim China, yang sangat ditentang Beijing.
Akankah AS Memutus Hubungan dengan China? Pernyataan Wong mencerminkan kekhawatiran yang meluas di wilayah tersebut atas risiko persaingan AS-China.
Meskipun ketegangan meningkat, Wong menyatakan bahwa pemisahan total ekonomi AS dan Cina tidak mungkin terjadi karena saling ketergantungan yang mendalam.
"Jika AS memutuskan hubungan dengan China, itu akan sangat merusak ekonomi AS dan warga negara Amerika," kata Wong.
"Begitu banyak dari apa yang diproduksi dan diproduksi AS serta diimpor untuk rakyatnya berasal dari China, jadi saya tidak dapat melihat bagaimana pemisahan penuh dapat terjadi pada tahap ini." Unkapnya.
Namun, ia menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara Asia Tenggara dalam menjaga hubungan netral dengan kedua kekuatan tersebut.
Wong memperingatkan, “bahwa negara-negara seperti Singapura tidak boleh dipaksa untuk "memilih pihak”, membagi dunia menjadi "dua blok”, blok AS dan blok Tiongkok."
Seiring meningkatnya ketegangan geopolitik, komentar Wong menggarisbawahi perlunya diplomasi untuk menghindari perpecahan yang tidak stabil antara dua ekonomi terbesar di dunia.